MALAM PUNCAK PERAYAAN DIRGAHAYU HUT RI KE-68 KARANG TARUNA DESA BANJAR SARI-Loang Tuna
MALAM PUNCAK PERAYAAN DIRGAHAYU HUT RI KE-68 KARANG TARUNA DESA BANJAR
SARI
KEMBANG KUNING-Taman sari
kini di padati oleh masyarakat dari kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak
untuk menyaksikan pegelaran drama sekaligus pembagian hadiah lomba dalam rangka
memperingati Dirgahayu RI yang ke-68 malam ini 22/08/2013 selain masyarakat
Kepala Desa dan jajarannya pun ikut serta menghadiri acara tersebut. Berbagai
persiapan yang telah dilakukan oleh pemuda yang sudah dibentuk dalam kepanitian
oleh Karang Taruan Banjar Sari, yang hal ini di ketuai oleh ”Irwan Humaidi, ST”.
Menurut ketua panitia “Irwan Humaidi, ST” 18/08/2013 telah mepersiapkan acara
ini dengan semaksimal mungkin, mulai dari penataan panggung, sound sistem, dan
persiapan undangan pada malam itu, menurutnya dana yang didapatkan pada acara
tersebut didapatkan dari Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua LKMD, dan Lembaga desa
yaitu BUMDES dan PUSEKDES yang ikut serta dalam mendanai acara tersebut.
Dalam pidato sambutan
Bapak Kades menyampaikan apresiasi yang sangat besar dan akan selalu mendukung
apa saja kegiatan dan program kepemudaan di desa ini, dan Ketua karang taruna “Zulkurnain” dalam
sambutannya juga memberikan sugesti, dorongan, dan rangsangan kepada anggotanya
untuk tetap bersemangat dalam berkreatifitas dan selalu mengevaluasi membenah
diri atas kekurangannya.
Setelah acara inti panitia menampilkan pertunjukan drama yang
di mainkan oleh anggota karang taruna yang bertemakan “pentingnya orang tua
dalam pendidikan anaknya”, dalam drama ini menceritakan seorang anak perempuan
yang bernama “Munaroh” yang diperankan oleh “Rohiyatul Fitriani” yang tidak mau
disekolahkan oleh ayahnya diperankan oleh “Abdul Hayyi” dengan dalih tidak
punya biaya dan menganggap anak perempuan itu tidak perlu untuk sekolah, ayahnya
menginginkan anaknya diam dirumah untuk membantu keperluan ibunya diperankan
oleh“Humi Denin” namun sayang teman-teman Munaroh selalu mengejeknya lantaran
selau pergi kesawah unutuk menjamui buruh yang bekerja disawahnya. sepulangnya
dari sawah Munaroh menemui ibunya dengan muka masam dan membuat ibunya heran, sambil
ingin mengetahui apa keinginan Munaroh anak satu-satunya. Munarohpun
menjelaskan keinginannya yaitu menyuruh ibunya untuk membujuk ayahnya agar mau
menyekolahkannya, ibunyapun menyetujuinya. pagi hari ibunya menemuai ayahnya
dan menyampaikan keinginan anaknya, namun sayang ayahnya pun menolak dengan
keras keinginanya itu. di siang hari teman-temannya menemui ibunya untuk
mengajak Munaroh dalam sebuah lomba yang mirip lomba cerdas cermat itu, sering
di sebut lomba rangking satu. Munarohpun menyetujuinya tampa sepengetahuan ayahnya, alhasil
Munarohlah yang keluar sebagai pemenangnya. Dengan rasa gembira ia menghampiri
ayah dan ibunya yang sedang duduk santai di teras (sesangkok) rumahnya,
ia menunjukkan piagam penghargaan yang ia dapatkan, ibunyapun menggunakan
kesempatan itu untuk menyinggung ayahnya, bahwa Munaroh adalah anak pintar
dan berprestasi. Akhirnya ayahnyapun
mengizinkannya sekolah[1].Loang Tuna
Komentar
Posting Komentar